Friday, October 15, 2010

Pengetahuan Dasar tentang GMP

GMP Merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan out put yang memenuhi stándar dengan tingkat ketidak sesuaian yang kecil.

Good Manufacturing Practices yang dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan menjadi Cara Produksi yang Baik (CPB) di terapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau digunakan oleh konsumen dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi seperti : produk obat-obatan, produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan semua industri yang terkait dengan produksi produk tersebut.

Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini tidak ada standar internasional yang bersifat official seperti halnya standar ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan standar GMP tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan. Sebagai contoh beberapa standar GMP tersebut:
  1. Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
  2. Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang Baik)
  3. Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB ( Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
  4. Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
Berbagai referensi standar GMP pada prinsip dasarnya sama yakni bertujuan untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan aman. Pilihan referensi GMP yang akan digunakan oleh industri mempertimbankan berbagai hal:
  1. Penerapan GMP apakah akan dilakukan sertifikasi? Bila ya, lembaga sertifikasi mana yang digunakan? Sertifikasi GMP di Indonesia dapat dilakukan oleh BPOM, atau lembaga sertifikasi independen lainnya.
  2. Kemana produk yang dihasilkan akan di jual ( lokal atau ekspor), maka standar GMP yang digunakan sebagai referensi mempertimbangkan standar GMP di negara dimana produk tersebut di jual.
  3. Penerapan GMP sebagai standar tunggal, atau merupakan bagian dari penerapan standar yang lain dan sertifikasi yang dilakukan merupakan sertifikasi dari standar yang lainya tersebut seperti: ISO 22000;2005, HACCP, BRC, SQF, IFS dan lain-lain.
Waktu Menerapkan GMP

Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik, pakan ternak wajib menerapkan sejak prabrik didirikan dan proses produksi pertama dilakukan, karena penerapan GMP merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut beroperasi. Namun karena rata-rata industri di indonesia bermula dari UKM, yang kemudian berkembang menjadi industri besar dengan tingkat pengetahuan GMP yang terbatas sehingga acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan oleh pelanggan untuk sertifikasi GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP tersebut di terapkan.

Cakupan standar GMP

Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat dihasilkan hanya dengan pengujian ( Inspection/ testing), namun harus menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan secara umum dari penerapan standar GMP adalah:
  1. Desain dan fasilitas
  2. Produksi (Pengendalian Operasional)
  3. Jaminan mutu
  4. Penyimpanan
  5. Pengendalian hama
  6. Hygiene personil
  7. Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan
  8. Pengaturan Penanganan limbah
  9. Pelatihan
  10. Consumer Information (education)
Strategi penerapan GMP
Bukan suatu hal yang mudah ketika suatu industri akan menerapkan GMP, sehingga perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya:
  1. Bangun komitmen pemilik perusahaan, manajemen dan karyawan
Komitmen merupakan hal yang paling utama, karena dalam merapkan GMP di butuhkan sumber daya terutama financial yang cukup besar. Di tambah lagi dengan komitmen karyawan untuk mau melaksanakan standar GMP secara efektif, karena bisa jadi di perlukan peruabahan pola pikir, dan kebiasaan.
  • Pilih standar referensi penerapan GMP secara tepat dengan mempertimbangkan berbagai hal di atas.
  • Tetapkan indikator-indikator keefektifan penerapan GMP, dan lakukan evaluasi kinerja penerapan GMP yang digunakan alat untuk peningkatan.
  • Bentuk tim yang solid, dengan penanggung jawab personel yang memiliki jiwa kepemimpinan serta motivasi yang kuat.
  • Secara terus-menerus lakukan awareness baik untuk manajer, supervisor maupun karyawan.

Friday, July 16, 2010

Sistem HACCP

HACCP merupakan kependekan dari Hazard Analysis Critical Control Point. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat diartikan sebagai Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis. Istilah ini mulai mengemuka pada tahun 1990-an, setelah sistem ini diadopsi oleh banyak negara, lembaga dan industri. Sistem asli HACCP dikembangkan oleh Pillsbury Company, bekerjasama dengan NASA dan US Army laboratories di Natick, Amerika Serikat, pada tahun 1960. Sistem ini semula dimaksudkan untuk mengembangan sistem yang dapat menjamin bahwa makanan yang akan digunakan/dikonsumsi oleh para austronot di luar angkasa aman. Kemudian, sistem ini dikenalkan kepada masyarakat di Amerika Serikat pada tahun 1971. Pada tahun 1973, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan mandat untuk menerapkan prinsip HACCP pada makanan berasam rendah. Antara pertengahan tahun 1970-an hingga pertengahan 1980-an, pengembangan dan penerapan HACCP semakin meluas.

Pada tahun 1992 National Advisory Committee on Microbiological Criteria for Foods (NACMCF)- Amerika Serikat, dan tahun 1993 Codex Alimentarius Comission – suatu badan yang dibentuk oleh FAO dan WHO yang berkedudukan di Roma, menerima dan mempublikasikan sistem HACCP. Setelah itu, sistem ini semakin meluas diterima di berbagai negara, khususnya di Eropa, Amerika Utara, Australia, New Zealand, dan Jepang. Indonesia mulai mengadopsi sistem ini secara resmi pada tahun 1998, dengan ditandai diterbitkannya oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN): SNI 01-4852-1998 tentang Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point - HACCP) serta Pedoman Penerapannya.

Aplikasi HACCP pada umumnya adalah di industri pengolahan pangan. Namun pada dasarnya, dapat diterapkan pula di produksi bahan baku, distribusi dan pemasaran bahan pangan, usaha jasa boga (catering), hotel dan restoran. Bahkan dalam industri kecil pengolahan pangan, seperti pembuatan makanan jajanan, sistem HACCP dapat diterapkan.

Keuntungan utama penerapan sistem HACCP adalah diperoleh metode yang paling efektif (hingga saat ini) untuk memaksimalkan keamanan produk. Resiko untuk memproduksi dan memperdagangkan produk pangan yang tidak aman akan dikurangi secara signifikan. Dengan menerapkan HACCP, produk makanan yang dihasilkan atau disajikan oleh produsen/pemasok akan dapat dijamin keamanannya. Jaminan ini sangat penting dalam sistem perdagangan internasional. Banyak negara mempersyaratkan penerapan sistem HACCP pada produk pangan yang diperdagangkan.

Tahapan dan Prinsip HACCP

Sistem HACCP memuat tujuh prinsip, yang kesemuanya terangkum dalam dua belas langkah/tahapan aplikasi. berikut adalah tahapan dalam melakukan HACCP

  1. Pembentukan Tim HACCP
  2. Deskripsi Produk
  3. Identifikasi Rencana Penggunaan
  4. Penyusunan Bagan Alir
  5. Konfirmasi Bagan Alir di Lapangan
  6. Pencatatan Semua Bahaya Potensial yang Berkaitan dengan Analisa Bahaya, Penentuan Tindakan Pengendalian*
  7. Penentuan Titik Kendali Kritis (TKK)*
  8. Penentuan Batas Kritis untuk Setiap TKK*
  9. Penyusunan Sistem Pemantauan untuk Setiap TKK*
  10. Penetapan Tindakan Perbaikan untuk Setiap Penyimpangan yang Terjadi*
  11. Penetapan Prosedur Verifikasi*
  12. Penetapan Dokumentasi dan Pencatatan*
*) Keterangan: Prinsip HACCP


Saturday, May 15, 2010

Mengenal Bahan Kimia (bag. 2)

bahan kimia yang di jelaskan di bawah merupakan bahan kimia yang berbentuk padatan, setelah pada bagian satu di jelaskan tentang bahan kimia yang berbentuk cair..


1) Nama : Potassium Hydroxide
Rumus molekul : KOH
Berat molekul : 56,11 g/mol
Kemurnian : p.a ( 85,0% )
Fase : Padatan
Bentuk : pelet
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R :
  • 22 (berbahaya apabila tertelan)
  • 35 (menyebabkan luka bakar yang parah)
Kode S :
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
  • 36/37/39 (kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata/Wajah yang sesuai)
  • 45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, cari pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana memungkinkan))
Produsen : Merck
Simbol :
Korosif

2) Nama : Ortho-phosphoric acid
Rumus molekul : H3PO4
Berat molekul : 98,00 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 500 gram
Warna : putih
Kode R : 34 (menyebabkan luka bakar)
Kode S :
  • 25 (hindari kontak dengan mata)
  • 45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, cari pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana memungkinkan))
Produsen : Merck
Simbol :
Korosif

3) Nama : Copper (II) sulphate anhydrous
Rumus molekul : CuSO4
Berat molekul : 159,61 g/mol
Kemurnian : p.a ( ≥ 99,0% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 250 gram
Warna : putih
Kode R :
  • 22 (berbahaya apabila tertelan)
  • 36/38 (iritasi mata dan kulit)
  • 50/53 (sangat beracun terhadap organisme air, dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang dalam lingkungan air)
Kode S :
  • 22 (jangan menghirup debu)
  • 60 (material ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya)
  • 61 (hindari pembuangan ke lingkungan. Mengacu pada instruksi khusus/Lembar data keselamatan)
Produsen : Merck
Simbol :
berbahaya

bahaya bagi lingkungan

4) Nama : Silver nitrate
Rumus molekul : AgNO3
Berat molekul : 169,87 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 25 gram
Warna : putih keruh
Kode R :
  • 8(kontak dengan bahan yg mudah terbakar dapat menimbulkan kebakaran)
  • 34 (menyebabkan luka bakar)
Kode S :
  • 2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck
Simbol :
Pengoksidasi (oxidizing)
korosif


5) Nama : Sodium Carbonate Anhydrous
Rumus molekul : Na2CO3
Berat molekul : 105,99 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5 % )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S :
  • 22 (jangan menghirup debu)
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck
Simbol :
Iritasi (irritant)


6) Nama : Sodium Hidroxide
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99% )
Fase : padatan
Bentuk : pelet
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 35 (menyebabkan luka baker yang parah)
Kode S :
  • 2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
  • 37/39 (kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang sesuai)
Produsen : Merck

Simbol :
korosif

7) Nama : Potassium Thiocyanat
Rumus molekul : KSCN
Berat molekul : 97,18 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,0% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 250 gram
Warna : putih bening
Kode R :
  • 20/21/22 (berbahaya jika terhirup, terkena kulit dan tertelan)
  • 32 (kontak dengan asam menimbulkan gas beracun)
Kode S :
  • 2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
  • 13 (jaga agar jauhkan dari makanan, minuman dan bahan-bahan makanan binatang)
Produsen : Merck
Simbol :
berbahaya

8) Nama : Benzoic Acid
Rumus molekul : C7H6O2
Berat molekul : 122,12 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,9% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 250 gram
Warna : putih
Kode R :
  • 22 (berbahaya apabila tertelan)
  • 36 (iritasi mata)
Kode S : 24 (hindari kontak dengan kulit)
Produsen : Merck
Simbol :
berbahaya

9) Nama : Calciumchlorid-dihydrat
Rumus molekul : CaCl2 . 2H2O
Berat molekul : ?
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S : 24 (hindari kontak dengan kulit)
Produsen : Merck
Simbol :
iritasi

10) Nama : Sodium Carbonate
Rumus molekul : Na2CO3
Berat molekul : 105,99 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,9% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 500 gram
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S :
  • 22 (jangan menghirup debu)
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck
Simbol :
iritasi

Saturday, May 8, 2010

Mengenal Bahan Kimia (Bag. 1)

Bagi anda yang seorang analis pemula atau yang mau belajar kimia, tentunya harus mengetahui terlebih dahulu berbagai bahan kimia. kenapa? nanti anda akan tahu mengapa bahan kimia itu harus perlu diketahui oleh anda. nah disini akan dijelaskan -sedikit- beberapa bahan kimia yang terdapat di laboratorium.

1. Nama : Chloroform
Rumus molekul : CHCl3
Massa Jenis : 1,47 kg /L
Berat molekul : 119,38 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,0 – 99,4% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 47 (menyebabkan cacat kelahiran)
  • 20/22 (berbahaya jika terhirup dan terkena kulit)
  • 38 (Iritasi kulit)
  • 40 (kemungkinan risiko dampak yang tak terpulihkan)
  • 48 (berbahaya akibat kerusakan serius bagi kesehatan karena pemajanan yang berkepanjangan)
Kode S :
  • 53 (hindari pemajanan-dapatkan instruksi khusus sebelum penggunaan)
  • 36/37 (kenakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang sesuai )
  • Produsen : Merck
Simbol :
Berbahaya (harmful)
2) Nama : Xylene
Rumus molekul : C8H10
Massa Jenis : 0,86 kg/L
Berat molekul : 106,17 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 10 (mudah terbakar)
  • 20/21 (berbahaya jika tertiup dan terkena kulit)
  • 38 (iritasi kulit)
Kode S : 25 (hindari kontak dengan mata)
Produsen : Merck
Simbol :
Berbahaya

3) Nama : Anilin
Rumus molekul : C6H5NH2
Massa Jenis : 1,03 kg/L
Berat molekul : 93,13 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 250 mL
Warna : -
Kode R :
  • 20/21/22 (berbahaya jika tertiup, terkena kulit dan tertelan)
  • 40 (kemungkinan resiko dampak yang tak terpulihkan)
  • 48/23/24/25 (Beracun: bahaya kerusakan yang serius bagi kesehatan dengan pemajanan yang berkepanjangan melalui hirupan, kontak dengan kulit dan jika tertelan)
  • 50 (sangat beracun bagi organisme air)
Kode S :
  • 28 (setelah terjadi kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak…(akan dirinci oleh pabrik)).
Produsen : Merck
Simbol :
Beracun
berbahaya bagi lingkungan

4) Nama : Toluene
Rumus molekul : C6H5CH3
Massa Jenis : 0,87 kg/L
Berat molekul : 92,14 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 11 (sangat mudah terbakar)
  • 20 (berbahaya apabila tertiup)
Kode S :
  • 16 (jaga agar jauh dari dari sumber penyalaan)
  • 25 (hindari kontak dengan mata)
  • 29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
  • 33 (lakukan tindakan pencegahan terhadap pembungan statis)
Produsen : Merck
Simbol :
berbahaya
sangat mudah terbakar

5) Nama : n – Hexane
Rumus molekul : CH3(CH2)4CH3
Massa Jenis : 0,66 kg/L
Berat molekul : 86,18 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99%)
Fase : Cair
Berat isi : 2,5 L
Warna : -
Kode R :
  • 11(sangat mudah terbakar)
  • 38 (iritasi kulit)
  • 48/20 (berbahaya:bahaya yang serius bagi kesehatan dengan pemajanan yang Berkepanjangan melalui hirupan)
  • 51/53 (beracun terhadap organisme air, dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang pada lingkungan air)
  • 62 (kemungkinan resiko gangguan kesuburan)
  • 65-67
Kode S :
  • 9 (jaga agar wadah berada di tempat yang berventilasi yang baik)
  • 6 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang merokok)
  • 29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
  • 33 (lakukan tindakan pencegahan terhadap pembuangan statis)
  • 36/37 (kenakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang sesuai)
  • 61 (hindari pembuangan ke lingkungan. Mengacu pada instruksi khusus atau lembar data keselamatan)
  • 62 (jika tertelan jangan dimuntahkan: cari pertolongan medis segera dan tunjukkan wadah atau label ini)
Produsen : Merck
Simbol :
Sangat mudah terbakar

berbahaya

berbahaya bagi lingkungan

6) Nama : Benzene
Rumus molekul : C6H6
Massa Jenis : 0,88 kg/L
Berat molekul : 78,11 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,7% )
Fase : Cair
Berat isi : 1Liter
Warna : -
Kode R :
  • 45 (dapat menyebabkan kanker)
  • 11 (sangat mudah terbakar)
  • 23/24 (beracun jika terhirup dan terkena kulit)
Kode S :
  • 9 (jaga agar wadah berada di tempat yang berventilasi baik)
  • 16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang merokok)
  • 29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
Produsen : Merck
Simbol :
Sangat mudah terbakar
beracun (toxic)

7) Nama : Formaldehyde
Rumus molekul : HCOOH
Massa Jenis : 1,09 kg/L
Berat molekul :
Kemurnian : p.a ( 37 – 38% )
Fase : Cair
Berat isi : 2,5 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 23/24/25 (beracun jika terhirup, terkena kulit dan tertelan)
  • 34 (menyebabkan luka bakar)
  • 39/23/24/25 (beracun: dampak bahaya sangat serius dan tak terpulihkan melalui hirupan, kontak dengan kulit dan jika tertelan)
  • 40 (kemungkinan resiko dampak yang terpulihkan)
  • 43 (dapat menimbulkan kepekaan jika terkena kulit)
Kode S :
  • 26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
  • 36/37/39 (kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata atau wajah yang sesuai)
  • 45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, cari pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana memungkinkan))
  • 51 (gunakan hanya di ruangan yang berventilasi baik)
Produsen : Merck
Simbol :
Beracun

8) Nama : i-Butanol
Rumus molekul : CH3(CH2)3OH
Massa Jenis : 0,81 kg/L
Berat molekul : 74,12 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 10 (mudah terbakar)
  • 20 (berbahaya apabila terhirup)
Kode S :
  • 16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang merokok)
Produsen : Merck
Simbol :
Berbahaya

9) Nama : n-Amil Alcohol
Rumus molekul : CH12O
Massa Jenis : 0,01 kg/L
Berat molekul : 88,15 g/mol
Kemurnian : p.a ( 98,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
  • 10 (mudah terbakar)
  • 20 (berbahaya apabila terhirup)
Kode S :
  • 24/25 (hindari kontak dengan kulit dan mata)
Produsen : Merck
Simbol :
Berbahaya
10) Nama : Ethanol Absolut
Rumus molekul : C2H5OH
Massa Jenis : 0,79 kg/L
Berat molekul : 46,07 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R : 11 (sangat mudah terbakar)
Kode S :
  • 7 (dapat menimbulkan kebakaran)
  • 16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang merokok)
Produsen : Merck
Simbol :
sangat mudah terbakar

KETENTUAN DALAM PENGELOMPOKKAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

A. GOLONGAN I : CAIRAN MUDAH TERBAKAR

Meliputi cairan dengan titik nyala kurang dari 100 oF. Contoh: semua alkohol, acetone, acetaldehyde,acetonitrile, amyl asam cuka, benzen, cyclohexane, dimethyldichlorosilane, dioxane, eter, asam cuka etil, histoclad, heksan, hydrazine, sejenis gas hidrokarbon metil, picolene, piperidine, propanol, pyridine, scintillation cairan, semua silanes, tetrahydrofuran, toluene, triethylamine, xylene.

Dasar tentang penyimpanan:
Untuk melindungi dari pengapian yang dianjurkan

Fasilitas yang dapat digunakan:
  1. Lemari mudah terbakar
  2. Lemari es:karena kontainer kurang dari 1 liter.
Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
karena racun mudah menguap janganlah menyajikan pada ruangan dan lemari mudah terbakar jika basa tidak ada

B. GOLONGAN II : RACUN MUDAH MENGUAP

meliputi racun, racun yang dikenal dan yang diduga sebagai penyebab kanker dengan penguapan atau bau kuat berpengaruh lebih besar dari 1 (karet sintetis butyl asam cuka= 1): Contoh: karbon tetrachloride, cloroform, dimethylformamide, dimethyl sulfate, formamide, dehyde formal, halothane, mercaptoethanol, methylene klorid, zat asam karbol.

Dasar Tentang penyimpanan:
Untuk mencegah terjadinya penghisapan terbuka


Fasilitas yang dapat digunakan :
1. Lemari mudah terbakar
2. Lemari es: untuk kontainer kurang dari 1 liter.

Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Karena racun mudah menguap janganlah menyajikan di dalam kompartemen dan lemari yang mudah terbakar.

C. GOLONGAN III : ASAM - PENGOKSIDASI

Semua asam pengoksidasi adalah sangat reaktif dengan kebanyakan unsur satu sama lain. Contoh: berisi nitrat, sulfuric, perchloric, asam fosfat, dan asam khrom.

Dasar tentang penyimpanan:
Mencegah reaksi dan kontak satu sama lain dan unsur zat lain dan reaksi korosif di permukaan

Fasilitas yang dapat digunakan:
Lemari keselamatan. Masing-Masing asam pengoksidasi harus disimpan pada double-contained, yaitu., kontainer yang utama harus dijaga di dalam teromol, bak mandi atau baki.

Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Asam-asam oxidizing harus di double-contained dan harus dipisahkan di dalam kompartemen dan di dalam suatu lemari keselamatan. Jumlah kecil (1 atau 2 botol) tidak menjamin keabsahan suatu kompartemen terpisah. Jumlah kecil dapat disimpan pada double-contained dan disimpan dengan golongan empat yaitu Organik dan Asam mineral. Tempat penyimpanan asam pengoksidasi di rak bawah dibawah golongan empat.

D. GOLONGAN IV : BAHAN ORGANIK DAN ASAM-ASAM MINERAL

Contoh :
asetat, butirat, format, asam glacial, hidroklorat, isobutirat, merkaptoproprionat, propionat, asam trifluoraasetat

Dasar tentang penyimpanan :
Untuk mencegah kontak dan reaksi dengan basa dan pengoksidasi asam dan korosif simpan dipermukaan.

Fasilitas yang dapat digunakan :
Lemari keselamatan

Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Banyak atau sedikit wadah yang berisi pengoksidasi asam dapat disimpan di bagian yang sama dengan asam organik jika pengoksidasi asam disimpam di rak bawah.

Pengecualian : Acetat anhidrida dan trikloroasetat anhidrida bersifat korosif. Asam-asam ini sangat reaktif dengan asam lainnya dan sebaiknya jangan disimpan di dalam golongan ini. Lebih baik disimpan dengan campuran bahan-bahan organik di golongan tujuh yaitu cairan beracun yang tidak menguap.

E. GOLONGAN V : CAIRAN BASA

Contoh :
natrium hidroksida, ammonium hidroksida, calsium hidroksida, glutaraldehida.

Fasilitas yang dapat digunakan :
1. lemari keamanan
2. dalam tong atau talam dalam normal kabinet

Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Cairan basa dapat disimpan dengan bahan yang mudah terbakar dalam emari bahan yang mudah terbakar hanya jika bahan-bahan beracun yang mudah menguap tidak disimpan disana.

F. GOLONGAN VI : CAIRAN PENGOKSIDASI

Reaksi cairan pengoksidasi dengan segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan peledakan peledakan atau korosif terhadap permukaan.

Contoh :
ammonium persulfat, hidrogen peroksida

Dasar tentang penyimpanan :
Memisahkan dari bahan-bahan lain

Fasilitas yang dapat digunakan:
  • jumlah yang melampaui 3 liter sebaiknya harus ditutup dalam lemari tanpa ada bahan kimia lain.
  • jumlah yang sedikit harus di double-contained jika dekat bahan lain, contohnya dalam refrigerator.
Golongan penyimpanan yang dapat disatukan :
tidak ada

G. GOLONGAN VII : CAIRAN BERACUN YANG TIDAK MENGUAP

Termasuk racun sangat berbahaya (LD50 oral rat <>

Contoh :
larutan akrilamida, dietilpirokarbonat, diisopripyl fluoroposfat, Ethidium bromida, trietanolamin.

Dasar tentang penyimpanan :

Untuk mencegah kontak dan reaksi dengan bahan lain

Fasilitas yang dapat digunakan:
  • lemari atau refrigerator
  • jangan simpan pada pada wadah terbuka dalam lab atau atau ruang pendingin.
  • cairan beracun dalam wadahnya yang lebih dari 1 liter harus disimpan di rak paling bawah pada wadah yang paling dekat dengan lantai. Wadah yang lebih kecil yang berisi bahan beracun dapat disimpan pada rak atas hanya jika pintu tersebut pintu yang digeser
golongan penyimpanan yang dapat disatukan :
Cairan tidak berbahaya seperti larutan buffer

perkecualian: Anhidrida, contohnya asetat dan trikloroaset, asam-asam organik, bagaimanapun juga lebih baik disimpan dengan grup ini daripada dengan golongan empat yaitu asam-asam organik, semenjak bahan tersebut sangat rekatif dengan asam-asam mineral dan oraganik lain.

H. GOLONGAN VIII : LOGAM HIDRIDA REAKTIF DAN PIROPORIK

Banyak logam hidrida bereaksi hebat dengan air, beberapa diantaranya dapat langsung menyala secara spontan di udara (piroporik).

Contoh dari logam hidrida :
sodium borohidrida, kalsium hidrida, lithium aluminum hidrida.

Contoh piroporik :
boron, diborane, dichlorobane, 2-furaldehida, dietil aluminum klorida, lhitium, phosporus kuning atau putih dan trimetil aluminum. Bahan-bahan yang reaktif lainnya yaitu meliputi aluminum klorid-anhidrous, kalsium karbida, asetil klorida, asam klorosulonik, sodium, potassium, posporus pentachloride kalsium, aluminum tribromide, kalsium oksida, dan asam anhidrida.

Dasar tentang penyimpanan :
Untuk menghindari kontak dan reaksi dengan beberapa cairan dan dalam beberapa kasus dengan udara.

Fasilitas yang dapat digunakan:
  • Aman/terlindungi, wadah (double-containment) tahan air sesuai dengan instruksi label
  • memisahkan dari golongan-golongan jenis bahan kimia lainnya
Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Jika terlindunginya double-contained untuk mencegah kontak dengan air dan atau udara, logam hidrida dapat disimpan di dalam area yang sama seperti golongan sembilan yaitu bahan-bahan kering.
I. GOLONGAN IX : BAHAN-BAHAN KERING

Meliputi semua bahan yang berbentuk serbuk, bahan berbahaya dan tidak berbahaya. Contohnya: benzidin, sianogen bromida, etilmaleimide, asam okasalat, potasium sianida, sodium sianida.

Dasar tentang penyimpanan :
Untuk mencegah kontak dan berpotensi menghasilkan reaksi dengan cairan.

Fasilitas yang dapat digunakan :
  • Simpan diatas cairan-cairan;
  • Label-label peringatan pada bahan serbuk sangat beracun harus diperiksa dan diperbaiki jika tidak menyebabkan wadah-wadah letaknya berlawanan keluar tanpa zat-zat beracun di golongan ini.
  • disarankan agar zat/bahan-bahan sangat berbahaya di golongan ini dipisahkan
Golongan penyimpanan yang dapat disatukan:
Logam hidrida, jika double-contained dengan layak dapat disimpan di area yang sama.

Perkecualian :
pikrat cair atau asam pikricsulfonik dapat disimpan dengan golongan ini, tetapi seharusnya diperiksa secara tetap untuk kekeringan bahan. Ketika bahan kering dengan sempurna, asam pikrat (picric acid) bersifat eksplosif dan mungkin dapat menyebabkan ledakan apabila terjadi goncangan atau pergeseran. Asam pikrat bila kontak dengan beberapa logam mungkin akan membentuk logam pikrat eksplosif. Gunakan tutup non logam.

di bawah ini contoh layout penyimpanan bahan kimianya..

contoh 1.

contoh 2.

mungkin itu sedikit penjelasannya, kalo bahasanya njelimet bisa di liat aja langsung di situs aslinya yang bahasa inggris..


kalau ada pertanyaan atau masukan, jangan sungkan-sungkan untuk kasih komentarnya...

Thursday, May 6, 2010

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Laboratorium

Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah:

1. mempertahankan korban agar tetap hidup;
2. membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah;
3. mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban.

a. Umum

Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:

1. segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.
2. menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:
  • kondisi penderita
  • perincian penyebab kecelakaan
  • lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
3. melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:
  • menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
  • mencari penyebab utama kecelakaan;
  • memberikan pertolongan pertama; dan
  • membawa korban ke rumah sakit.
Setiap laboratorium hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit yang dapat dipanggil setiap saat jika terdapat keadaan darurat. Untuk membantu pekerjaan dokter/petugas medis, pada korban yang dibawa ke rumah sakit berilah petunjuk tentang: nama, alamat rumah dan kantor, jenis/bahan penyebab kecelakaan, serta penanganan yang telah diberikan.

Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut.
  • Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.
  1. Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain.B
  2. Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation).
  3. Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR.
  • Bertindaklah dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat berarti dan berharga bagi korban.
  • Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau tulang belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa.
  • Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu lakukan pertolongan pertama.
  • Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar.
  • Bersikap tenang dan tenangkanlah korban.
  • Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban yang kesadarannya menurun atau tidak sadar.
  • Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-goncang badannya.
  • Buatlah laporan kejadian.

b. Luka karena bahan kimia

Luka pada kulit
  • Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk anda.
  • Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan.
  • Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan.
  • Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit.
  • Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan.
  • Tutup luka dengan bahan yang steril.
  • Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
  • Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka.
  • Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter.
Luka pada mata

Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya.
  • Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
  • Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci dengan baik.
  • Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka.
  • Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera.
  • Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
  • Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.
  • Membawa korban ke dokter.
Keracunan karena bahan kimia tertelan
  • Jangan membujuk korban agar muntah.
  • Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain.
  • Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika perlu.
  • Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.
Menghirup bahan kimia
  • Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan.
  • Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi.
  • Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
  • Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang.
  • Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya.
  • Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan.
c. Luka karena bahan biologis berbahaya
  • Cuci bagian luar dengan air sabun.
  • Tutup luka dengan pembalut luka (perban).
  • Jika korban mengalami perdarahan pada kaki/tangan, tekan dengan tangan anda di atas perban. Jangan lakukan hal ini jika luka terdapat di kepala, leher atau bagian tubuh yang lain.
  • Jika perdarahan berhenti dan perban berdarah, tambahkan perban dan jangan menganti dengan yang baru. Jangan terlalu kencang dalam mengikat dengan perban.
  • Jika lukanya kecil, keluarkan bahan yang menancap (jika ada) dengan pinset steril, lalu tutup luka dengan perban steril.
  • Jagalah agar korban tidak sock atau pingsan.
  • Jaga korban hingga mendapat pertolongan.
d. Sengatan listrik
  • Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.
  • Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara paling cepat, tepat dan aman.
  • Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
  • Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka.
  • Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.